Sore Ceria Tauladan: Tantangan Anak Rantauan Saat Ramdhan

Selasa, 11 Maret 2025, telah dilaksanakan siaran RRI Pro 2 Banjarmasin dalam program Sore Ceria: Tauladan. Kali ini, tema yang diangkat adalah Tantangan Anak Rantauan saat Ramadhan, dengan narasumber Siti Rahmah. Tema ini dipilih karena relevan bagi banyak pendengar, terutama mahasiswa, pekerja, atau siapa pun yang sedang merantau jauh dari keluarga.
Pembahasan dimulai dengan mengulas tantangan utama yang sering dihadapi anak rantauan, seperti rasa rindu pada keluarga, kesulitan mengatur sahur dan berbuka, serta menjaga kualitas ibadah di tengah kesibukan. Ramadhan, yang identik dengan kebersamaan dan kehangatan keluarga, terasa berbeda ketika harus dijalani jauh dari kampung halaman. Anak rantauan sering kali merindukan momen-momen sederhana seperti sahur bersama keluarga atau tarawih di masjid dekat rumah.
Selain itu, urusan sahur dan berbuka menjadi tantangan tersendiri. Di perantauan, segala sesuatu harus diatur sendiri, mulai dari menyiapkan makanan hingga mengelola waktu. Tidak jarang, kesibukan membuat sahur terlewat atau berbuka hanya dengan makanan instan. Tantangan lain yang tidak kalah berat adalah mengelola keuangan. Pengeluaran selama Ramadhan sering kali membengkak karena keinginan untuk berbuka dengan makanan enak atau mengikuti buka puasa bersama (bukber) dengan teman-teman.
Namun, siaran ini tidak hanya membahas tantangan, tetapi juga memberikan solusi praktis. Untuk mengatasi rindu keluarga, disarankan untuk rutin berkomunikasi melalui video call saat sahur atau berbuka. Selain itu, membangun kebersamaan dengan teman-teman sesama perantauan, seperti berbuka bersama atau tarawih berjamaah, bisa membantu mengurangi rasa sepi.
Dalam hal mengatur pola makan, pendengar diajak untuk memanfaatkan buka puasa gratis yang disediakan oleh masjid-masjid sekitar atau memasak sendiri untuk menghemat pengeluaran dan menjaga kesehatan. Untuk mengelola keuangan, disarankan untuk memprioritaskan kebutuhan utama, mengurangi makan di luar, dan menyisihkan uang sedikit demi sedikit untuk keperluan penting.
Menjaga ibadah di tengah kesibukan juga menjadi fokus pembahasan. Pendengar diajak untuk membuat jadwal ibadah yang realistis, seperti menetapkan waktu khusus untuk membaca Al-Qur’an setiap hari, melaksanakan tarawih meskipun sendirian, dan memanfaatkan kajian online untuk menambah ilmu agama. Selain itu, penting untuk mengatur pola tidur yang baik dan menghindari begadang yang tidak perlu agar tetap bugar selama berpuasa.
Siaran ini juga menekankan bahwa Ramadhan di perantauan bukan hanya tentang tantangan, tetapi juga pelajaran berharga. Anak rantauan belajar untuk lebih mandiri, disiplin dalam mengelola waktu, dan menghargai kebersamaan. Selain itu, Ramadhan menjadi momen untuk memperkuat keimanan dan memaknai setiap aktivitas sebagai ibadah, seperti kuliah atau bekerja dengan niat mencari ilmu dan rezeki yang halal.
Pesan penutup dari siaran ini adalah bahwa Ramadhan bukan tentang di mana kita berada, tetapi tentang bagaimana kita mengisinya. Meskipun jauh dari keluarga, Ramadhan tetap bisa dijalani dengan penuh makna dan berkah. Pendengar diajak untuk tetap semangat, bersyukur, dan terus berdoa agar diberi kemudahan dalam menjalani ibadah puasa. Siaran berlangsung lancar dan interaktif, dengan banyak pendengar yang memberikan tanggapan positif melalui media sosial RRI Pro 2. Acara ditutup dengan harapan agar semua pendengar dapat menjalani Ramadhan dengan maksimal, meskipun jauh dari keluarga.