Sore Ceria Tauladan: Tradisi Berbuka Puasa di Banjar VS Malaysia

Senin, 10 Maret 2025 telah berlangsung kegiatan yang bertajuk “Tauladan” atau Tanya Ustadz di Bulan Ramadhan yang dilaksanakan di RRI Pro 2 Banjarmasin. Pada hari ini tema yang diangkat adalah tentang “Tradisi Berbuka Puasa di Banjar VS Malaysia” yang mana hal itu dikupas langsung oleh Mahasiswa PKU UIN Antasari (Muhammad Zaini) juga Mahasiswa UIN Antasari yang dari Malaysia ( Mahatir).
Dalam bincang-bincang sharing, santai tersebut mereka memaparkan bahwa ada beberapa perbedaan dan persamaan tradisi di bulan Ramadhan antara Banjarmasin dan Malaysia. Misalnya kalo di Banjarmasin biasanya ada kebiasaan membaca amalan-amalan bersama sebelum berbuka puasa, misalnya membaca surat yasin, tahlil bahkan ada yang mengadakan majelis ilmu, pembacaan manakib sayyidah Khadijah pada tanggal 11 Ramadhan, dsb. Sedang di Malaysia itu ada juga cuma terlebih saat malam Lekok atau malam Lailatul Qadar, mereka berbuka bersama dan membaca semacam Yasin juga. Kemudian lagi, tanda untuk berbuka puasa di Banjarmasin sekarang sudah banyak pakai sirene, dan yang pake beduk itu ada masih di sebagian tempat, sedangkan di Malaysia pertanda itu cuma pakai beduk. Lalu di Banjarmasin ada tradisi membukakan puasa di mesjid-mesjid, bahkan ada jadwal bergantian, dan orang- orang berebut mendaftarkan dirinya di untuk membukakan di mesjid-mesjid. Nah, kalo di Malaysia itu berbaginya langsung ke Jiran/tetangganya, kalo membukakan puasa di masjidnya itu bagi yang mau saja dan dan lebih ke pada 10 malam terakhir Ramadhan.
Kemudian, di Banjarmasin ada tradisi begarakan sahur, sedang di Malaysia tidak ada.Adapun diantara persamaan tradisinya adalah di Banjarmasin kalo bulan Ramadhan pasti ada yang namanya Pasar Wadai, begitu juga di Malaysia ada Bazar Ramadhan yang seringnya juga menjual kue- kue khas Ramadhan seperti kue Ipau kalo di Banjarmasin, dan kue Akok di Malaysia.Secara umum, tradisi berbuka puasa yang ada di Banjarmasin dan di Malaysia memiliki kemiripan, walau ada sedikit perbedaan, yang mana semua itu juga berkesuaian dengan firman Allah dalam Qur’an surat al- Hujurat ayat 13 yang mana Allah itu menciptakan manusia berbangsa- bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Kemudian dari tradisi-tradisi bulan Ramadhan yang ada di Banjarmasin maupun Malaysia itu bukan hanya sekedar kebiasaan tapi juga memiliki makna yang mendalam. Sebagian besar adat-adat tersebut mengajarkan kebersamaan, kepedulian sosial, semangat beribadah dan menuntut ilmu.