Thariqah Mu’tazilah : Halaqah Tauhid PKU
Banjarmasin (18/9/2023). Kembali dilaksanakannya halaqah Tauhid yang dibimbing oleh Prof. Dr. H. Mujiburrahman, MA di Masjid Abdurrahman Ismail. Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai thariqah mu’tazilah
Pengajar halaqah menjelaskan, bahwa thariqah (metode) sendiri, dibagi menjadi dua. Yakni, metode bekerja dan metode berfikir. Sedangkan yang dimaksud disini adalah metode berfikir, yang dalam konteks ini adalah metode berfikir kau mu’tazilah.
Ibnu Rusyd mengatakan bahwa metode berfikir mu’tazilah tidak sampai ke daerah nya secara langsung ( melalui kitab-kitab) di daerah nya. Namun, ia berpendapat bahwa pemahaman mu’tazilah memiliki kesamaan dengan Asya’riyah.
Pendapat Ibnu Rusyd ini sendiri, menurut pengajar dikarenakan adanya kritik yang dilontarkan oleh kaum Asya’riyah terhadap Mu’tazilah, yang memuat pemikiran-pemikiran Mu’tazilah. Namun, boleh jadi pemikiran-pemikiran tersebut tidak selengkap pemikiran sebenarnya. Dikarenakan adanya tujuan untuk mengalahkan.
Salah satu cara dalam menghindari hal ini, dengan membaca kitab-kitab karya ulama Mu’tazilah langsung, seperti Usulu al-Khamsah dan Al-Kasyf karya Al-Zamakhsyari.
Selanjutnya, dikemukakan mengenai pemikiran dari Ibnu Rusyd, yang tentu berbeda dengan pemikiran sebelumnya.
Thariq Al-Qur’an: Dalil ‘Inayah (Tujuan) dan Dalil Ikhtira’ (Penciptaan)
Melalui metode dialektika, ia menjawab bahwa melalui Al-Qur’an kita mendapati bahwa ada dua kesimpulan dalam thariqah. Pertama: Thariqah al-Wuquf ‘Ala al-‘Inayah bil insan. Yakni, bahwa manusia sadar dengan kesadaran/tujuan yang dimiliki. Dimana sesuatu yang dilakukan ada alasan untuk dilakukan nya.
Dalil yang pertama ini terbagi menjadi 2, yakni: Segala yang ada (wujud) ada karena adanya manusia. Sedangkan yang kedua, adalah adanya kesesuaian antara apa yang diciptakan dengan kebutuhan manusia.
Adanya kesesuaian ini bukan lah, hal yang kebetulan dalam kehidupan manusia. Namun memang menjadi sesuatu yang direncanakan. Seperti, siang dan malam dan hal lainnya. Dalil-dalil seperti inilah yang dimaksud dengan dalil inayah.
Wallahu A’lam bi Shawwab