Pelatihan Keulamaan: Ciptakan Kader Ulama Unggulan
Program khusus ulama yang kerap kali disingkat dengan PKU, merupakan wadah kaderisasi ulama masa depan yang mampu tampil kedepan dan mampu mengoptimalkan teknologi yang telah ada saat ini. Pada hari Sabtu pagi (27/05/23) PKU mengadakan pelatihan keulamaan yang bertempat di ruang FUH 2 dan 3, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN Antasari Banjarmasin.
Abdul Adim, SE., M.Ag., yang menjadi narasumber pada pelatihan ini menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan bagaimana dakwah yang bisa dilakukan oleh para kader ulama yang ada di PKU ini. Menurutnya, diantara indikator keberhasilan sebuah dakwah adalah
- Mampu memahami konsep dasar komunikasi dakwah,
- Mampu memahami proses komunikasi dakwah,
- Mampu mengidentifikasi komponen-komponen dalam menyusun strategi dakwah, dan
- Mampu mempraktikkan dakwah secara efektif.
Diantara salah satu konsep dasar yang harus dimiliki oleh seorang pendakwah adalah mampu berbicara di keramaian, yakni bisa berbicara dimana saja, siapa saja, dan kapan saja. Sehingga seorang da’i dituntut harus bisa peka terhadap berbagai hal yang dihadapinya juga tidak mudah terprovokasi dengan hal-hal yang ada.
Dalil mengenai kegiatan dakwah sendiri berasal dari firman Allah SWT. dalam surah an-Nahl ayat 125
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ .
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl/125)
Dijelaskan oleh narasumber bahwa ulama dibagi menjadi dua, yakni ulama Rabbani dan ulama Syaithoni. Ulama yang menghantarkan kepada kebaikan dan ulama yang menghantarkan untuk mengikuti jejak-jejak syaithon.
Setidaknya ada tiga kunci yang harus dimiliki oleh orang yang beragama dan ingin melakukan dakwah
- Menanamkan dalam hati akidah yang kuat
- Menjalankan syariat yang telah ditetapkan hukumnya
- Memiliki akhlak yang baik
Ruang lingkup dalam kegiatan dakwah sendiri mencakup berbagai bimbingan keagamaan, komunikasi dakwah. pembangunan dengan bahasa agama dan konsultasi agama. Selain mengetahui ruang lingkup dari dakwah, harus juga mengetahui bagaimana kompetensi dari pendakwah yang terbagi menjadi dua, yaitu substantif dakwah mencakup kepribadian dan yang kedua administratsi dakwah yang meliputi komunikasi dakwah.
Komunikasi yang dimiliki oleh seorang pendakwah merupakan penyampaian informasi atau pesan ajaran agama Islam yang merupakan tugas seorang da’i. Da’i sendiri merupakan komunikator kepada sekelompok sasaran/binaan komunikasi dengan menggunakan lambang-lambang dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku agar lebih baik yang sesuai dengan ajaran agama, baik langsung maupun melalui media.
Sesuai dengan tema yang diusung mengenai teknologi, ada berbagai platform yang digunakan sebagai media dakwah. Dalam bentuk video seperti tiktok. snack video. instagram, status wa, dan Youtube. Berbentuk tulisan seperti facebook, website, blog pribadi dan group wa. Ada pula yang biasanya berbentuk konten podcast, cover lagu bernuansa religi, dakwah jalanan, film pendek dan drama/sandiwara.
Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam komunikasi dakwah, seperti aspek sumber (resource), aspek materi, aspek tujuan dakwah, aspek lingkungan dakwah, dan alat/media untuk berdakwah.
Fungsi-fungsi dari dakwah sendiri adalah fungsi informatif, fungsi persuasif dan fungsi edukatif. Setelah mengetahui mengenai fungsi dakwah, seorang da’i juga harus memahami bagaimana strategi dakwah. Yakni dengan strategi bil lisan (informatif dan komunkatif) dan startegi bil hal atau persuasif.
Setelah berbagai penjelasan menganai bagaimana dakwah secara teoritis tadi, maka dalam sesi selanjutnya para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai berbagai hal yang tidak dimengerti atau bagaimana startegi dakwah yang harus dijalankan.
Setelah semua pertanyaan dari penanya terjawab, dilanjutkan dengan sesi praktik tentang bagaimana membuat sebuah manajemen dakwah. Tujuan dari adanya prkatik ini adalah melakukan simulasi dakwah yang menarik minat dari para pendengar.
Wallahu A’lam bi Shawwab
