Kajian Tafsir al-Qur’an

Orang-orang kafir itu mempunyai dua jaminan keamanan, Nabi saw dan istighfar. Nabi saw telah pergi, sedangkan istighfar abadi kekal sampai hari kiamat. (Ibnu Abbas)

Setidaknya itulah salah satu bagian utama dari tafsir Shafwatut Tafasir yang dikaji pada pertemuan kali ini, Rabu (29/03/23). Gina Rahima selaku pemateri membacakan surah al-Anfal ayat 33-35. Yakni

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿ ٣٣﴾ وَمَا لَهُمْ أَلَّا يُعَذِّبَهُمُ اللَّهُ وَهُمْ يَصُدُّونَ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَا كَانُوا أَوْلِيَاءَهُ ۚ إِنْ أَوْلِيَاؤُهُ إِلَّا الْمُتَّقُونَ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ﴿ ٣٤﴾ وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِنْدَ الْبَيْتِ إِلَّا مُكَاءً وَتَصْدِيَةً ۚ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ ﴿ ٣٥﴾
Artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (33) Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidilharam, dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak menguasai(nya) hanyalah orang-orang yang bertakwa. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (34) Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu (35).

Dalam tafsir Shafwatut Tafasir al-Anfal ayat 33-35, berbicara mengenai orang-orang musyrik yang selalu mengingkari dakwah Nabi saw. Sikap mereka yang seperti ini sudah pantas untuk mendapatkan siksaan, namun Allah masih menundanya. Hal ini dikarenakan, Nabi saw dan istighfar yang diucapkan oleh kaum muslimin, sebagaimana yang telah disebutkan dari riwayat Ibnu Abbas.

Lalu pada ayat ke-34 Allah dalam firman-Nya memakai pertanyaan, mengapa Allah tidak mengazab mereka dengan siksa? Padahal mereka merupakan kaum yang menghalangi orang-orang dari Masjidil Haram. Hal ini sebagaimana mereka menghalangi Nabi pada tahun Hudaibiyah, juga saat kaum musyrikin Quraisy itu memaksa Nabi dan orang-orang beriman agar keluar dari tanah Makkah.

Padahal, tidaklah pantas bagi kamu musyrikin seperti mereka menguasai tanah haram. Hal ini karena yang pantas menguasainya adalah orang-orang yang bertakwa kepada Allah Swt. Namun kebanyakan dari mereka adalah orang-orang bodoh, yang merasa bahwa merekalah yang menguasai tanah haram tersebut. Sehingga berhak menghalangi siapapun memasuki nya. Adapun inti dari ayat ini adalah tentang pantasnya kaum musyrikin ini menerima azab dan siksa karena perbuatan buruk yang telah dilakukan. Nyatanya Allah tidak melakukan hal tersebut, karena kemuliaan Nabi saw dan istighfar yang dilantunkan oleh kaum muslimin yang tertindas.

Sedangkan dalan ayat ke-35, dijelaskan bahwa ibadah yang dilakukan oleh kaum musyrikin hanyalah berupa siulan dan tepuk tangan saja. Mereka melakukan hal tersebut saat kaum muslimin shalat, dengan tujuan mengganggu kaum muslimin. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas, bahwa kaum musyrikin tawaf di Ka’bah dengan bertelanjang sambil bersiul dan bertepuk tangan. Kemudian di akhir ayat ini, Allah berfirman “Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”. Diantara pembalasannya adalah apa yang di isyaratkan di perang Badar. Yakni dengan siksa dibunuh dan ditawan.

Wallahu ‘Alam bi Shawwab

Wallahu A’lam