
Kehidupan Sesudah Mati (Akhirat) dan Keadaannya
Rektor UIN Antasari Banjarmasin, Bapak Prof. Dr. H. Mujiburrahman, MA, memulai halaqoh pada sore ini dengan menjelaskan inti iman menurut Imam Ghazali, menurut beliau ada 3 inti iman, yaitu iman kepada Allah, iman kepada Nabi dan iman kepada kehidupan setelah mati atau akhirat. Kehidupan setelah mati itu sesuatu yang pasti dan penting bagi kita untuk memahaminya dalam pandangan akidah islam. Kehidupan sesudah mati dipercayai oleh tiap tiap agama akan keberadaannya. Para ulama tentunya memiliki dalil dalil tentang keberadaannya ini. Akan tetapi, tiap tiap agama berbeda dalam memahami sifat atau keadaan kehidupan sesudah mati. Pada hakikatnya mereka tidak berbeda pandangan akan sifat kehidupan akhirat ini, melainkan yang membuat mereka berbeda pandangan adalah petunjuk yang mereka pahami masing masing. Mengenai hal ini Prof Mujib memberikan gambaran, ibarat salju, kita bisa mendapatkan informasi tentang dinginnya salju, tetapi bagaimana rasanya kita tidak akan tahu persis sebelum merasakan dinginnya. Sehingga karena akhirat sama sama belum pernah dijalani maka wajar jikalau berbeda pendapat.
Seluruh agama sepakat bahwasanya setiap manusia memiliki 2 kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ukhrowi dan dunyawi. Semua itu terbangun bagi orang awam atas dalil yang dikenal oleh semua agama. Diantara dalil itu adalah bahwasanya manusia adalah makhluk yang paling mulia diantara semua makhluk, bahwa manusia dibanding segala sesuatu yang diciptakan manusia itu tidak ada yang sia sia dalam penciptaannya, inilah buah dari perwujudan manusia, dan manusialah yang paling layak mengenai hal ini.
Yang bisa menjelaskan tentang tujuan dan makna hidup adalah agama dan filsafat. Sebagai orang beragama tentunya landasan agama menjadi pegangan dan filsafat untuk memperkuat pegangan itu. Orang yang punya tujuan hidup yang jelas adalah orang yang sehat mentalnya dengan syarat tahu tujuan hidup dan tahu bagaimana cara mencapai tujuan itu.
Perintah Allah ada yang berkaitan dengan ritual ada juga moral.
Allah berfirman “tidaklah aku cipatakan manusia dan jin melaikan untuk beribadah kepadaku”.
Tunduk kepada Allah disebut islam, lalu manifestasinya dalam kehidupan sehari hari disebut ibadah. Tujuan kita mendapat ridho Allah dengan cara beramal sholeh