
Kajian Tafsir Surah Yunus
Rabu, 17 September 2025, setelah salat Ashar, bertempat di Masjid Ismail Abdurrahman, kembali diadakan halaqah tafsir rutin lanjutan. Pada kesempatan kali ini, kajian difokuskan pada kitab Shafwatut Tafāsīr karya Syekh Muhammad Ali ash-Shabuni. Halaqah yang dipandu oleh Prof. Dr. H. Abdullah Karim, M.Ag., dan materi disampaikan oleh Muhammad Nasrul Azmi.
Kajian ini membahas sisi balaghah, di antaranya adanya ṭibāq (kontradiksi makna) seperti iman dan kufur, malam dan siang, hidup dan mati; isti‘ārah (metafora) ketika orang kafir diumpamakan tuli dan buta; serta majāz mursal dalam ungkapan “شفاء لما في الصدور” yang bermakna kesembuhan bagi hati. Pemateri juga menyinggung penggunaan kata “أرأيت” dalam Al-Qur’an yang bisa bermakna melihat dengan mata, mengetahui dengan ilmu, maupun sebagai ungkapan “beritahukanlah kepadaku”.
Selain aspek kebahasaan, kajian ini menyinggung munāsabah ayat yang menyebutkan kisah tiga nabi: Nuh, Musa bersama Harun, serta Yunus. Kisah-kisah tersebut dihadirkan untuk menguatkan hati Rasulullah dalam dakwah, sekaligus menjadi teladan kesabaran dan keteguhan iman. Pemahaman kosa kata seperti كبر (kebesaran), الطمس (menghapus bentuk), dan الكبرياء (keagungan) juga diperdalam untuk memperkaya pemahaman tafsir.
Dalam penjelasan nya, Prof. Abdullah Karim menegaskan pentingnya mempelajari Al-Qur’an dari berbagai sisi, baik kebahasaan maupun historis, agar setiap muslim mampu memahami ayat ayat Al-Qur’an dan penafsirannya. Halaqah ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Prof. Abdullah Karim.



