
Kajian Tasawuf: Menjaga Keikhlasan dalam Amal
Jum’at, 12 September 2025 kembali melanjutkan kajian kitab Sirāj al-Ṭālibīn, syarah atas Minhāj al-‘Ābidīn karya Imam al-Ghazālī. Kajian kali ini memasuki pembahasan bab keenam, yaitu tentang ‘Aqabah al-Qawādiḥ (rintangan yang merusak amal).
Dalam kajian tersebut dipaparkan tentang panggilan bagi manusia pada hari kiamat dengan empat sebutan sesuai amal dan niatnya, di antaranya ada yang dipanggil sebagai kafir, fajir, pengkhianat, dan orang yang merugi. Amal yang tidak ikhlas dan dilakukan karena riya akan ditolak serta dikembalikan kepada tujuan amal tersebut di dunia. Dijelaskan pula tentang akibat nifaq dan riya yang akan dipermalukan pada hari kiamat, di mana amal tersebut akan ditolak dan dibongkar di hadapan malaikat serta manusia. Selain itu, dibahas mengenai hisab amal, di mana orang yang beramal untuk dunia atau mencari sanjungan akan dipermalukan dengan pertanyaan dari Allah atas nikmat yang telah diberikan namun tidak disyukuri dengan ikhlas. Orang yang hatinya baik dia tidak akan menjelekkan org lain, maka apabila menjelekkan org lain maka hatinya masih tidak baik. Kesimpulan dari pembahasan ini adalah bahwa ikhlas merupakan syarat mutlak diterimanya amal ibadah, sedangkan riya, nifaq, dan amal karena selain Allah akan menyebabkan amal tertolak serta mendatangkan kehinaan pada hari kiamat.