
Kapal Tidak Berlayar di Atas Tanah Kering: Antara Harapan Surga dan Amal yang Nyata: Kajian Tasawuf
Jum’at 02 Mei 2025, diadakan kembali halaqah kajian Tasawuf Minhaj al ‘Abidin bersama Ustadz Bashori, M.Ag, sebagai pembimbing diskusi halaqah.
Pada halaqah subuh kali ini, pembahasan yang disampaikan tidak terlalu panjang, namun tetap memberikan pelajaran penting dan renungan mendalam bagi kita semua.
Salah satu pelajaran penting yang disampaikan dalam kajian ini adalah tentang kontradiksi antara harapan dan perbuatan. Ada sebagian orang yang mengharapkan masuk surga dan keselamatan dari api neraka, namun amal perbuatannya justru bertolak belakang dengan harapan tersebut—gemar melakukan maksiat dan meninggalkan ketaatan. Ironisnya, ia tetap berprasangka baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, seolah-olah hanya dengan harapan dan prasangka itu ia akan memperoleh keselamatan.
Sikap seperti ini merupakan kekeliruan besar, bahkan dapat dikatakan sebagai bentuk kesesatan, karena tidak disertai dengan usaha dan amal saleh yang nyata. Dalam pembahasan ini, disebutkan istilah umniyyun yang menggambarkan harapan kosong semacam itu. Ustadz Bashori menjelaskan bahwa umniyyun dalam konteks ini berarti angan-angan semu atau ilusi yakni harapan yang tidak didasarkan pada amal nyata.
Sebuah bait syair bahkan menggambarkan harapan semacam ini seperti kapal yang hendak berlayar di atas tanah kering suatu hal yang mustahil terjadi. Oleh karena itu, keselamatan akhirat tidak akan pernah lahir dari sekadar angan dan prasangka, tetapi hanya akan diraih dengan kesungguhan, ketaatan, dan amal nyata.