Temu Ilmiah Ulama Lokal PKU 2024: Menggali Peran Ulama dalam Menjaga Nilai Keagamaan dan Kemanusiaan
Sabtu, 4 Mei 2024, mahasiswa Program Khusus Ulama (PKU) berkesempatan melakukan kunjungan ilmiah ke kediaman Guru Annur Hidayatullah. Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda tahunan PKU dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kontribusi terhadap peran ulama lokal dalam menjaga nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan.
Dalam pertemuan tersebut, Guru Annur menekankan pentingnya peran ulama lokal dalam menjaga keseimbangan nilai-nilai spiritual dan sosial di masyarakat. Beliau menjelaskan bahwa setiap ulama memiliki gaya yang berbeda dalam menyampaikan ilmunya, tergantung pada audiens yang mereka hadapi. “Cara penyampaian ulama harus menyesuaikan dengan kenyamanan pendengar,” jelasnya.
Salah satu pokok bahasan penting dalam diskusi adalah mengenai dua sudut pandang tentang orang alim. Menurut Guru Annur, orang alim bisa didefinisikan sebagai orang yang memiliki ilmu, atau lebih baik lagi, orang yang mengamalkan ilmunya. Beliau mengutip perbandingan dari ajaran agama, bahwa “ilmu tanpa amal itu seperti kaum Yahudi (maghdu bi alaihim), dan amal tanpa ilmu seperti kaum Nasrani (wa ladhholin).” Sehingga, yang ideal adalah keseimbangan antara ilmu dan amal, yang beliau sebut sebagai jalan yang lurus (ihdinassirthal Mustaqim).
Guru Annur juga memperingatkan agar ulama tidak menjadi “ulama lilin,” yang menerangi orang lain tetapi dirinya sendiri terbakar, atau “ulama jarum,” yang membantu orang lain berpenampilan baik tetapi dirinya sendiri tidak terurus. “Jadilah ulama akhirat, seperti matahari yang bersinar dan menyinari sekelilingnya,” pesan beliau.Selain itu, Guru Annur menekankan pentingnya menjaga hubungan vertikal dengan Allah sebelum hubungan horizontal dengan sesama manusia. “Amal ibadah dinaikkan setiap hari Senin dan Kamis,” ujarnya, “dan apa yang naik pasti akan mendatangkan sesuatu yang turun. Jika amal sholeh yang naik, maka rahmat akan turun. Sebaliknya, jika yang naik adalah keburukan, maka bala yang akan turun.
Dalam penutupannya, beliau mengingatkan para mahasiswa PKU untuk tidak egois dan selalu menghargai orang lain jika ingin dihargai. Ulama juga harus bersikap netral, tanpa keberpihakan terhadap suatu instansi.
Guru Annur menyamakan peran ulama dengan rukun Islam: Syahadat yang menjadi representasi ulama itu sendiri, sholat sebagai pelajar yang berbaris seperti dalam sholat, dan puasa sebagai masyarakat umum yang berpegang pada adab dan etika. Beliau juga membedakan antara *waladun nasab* (anak kandung), *waladun sabab* (anak didik), dan *waladun mukhlad* (anak yang abadi berupa ilmu, amal, atau tulisan).
Kunjungan ini memberikan wawasan yang mendalam bagi para mahasiswa PKU, sekaligus mengukuhkan peran ulama sebagai penjaga moralitas dan penuntun umat menuju kebaikan yang abadi.
