
Kajian Tauhid: Perbedaan Pandangan Ulama tentang Hakikat Wujud Akhirat
Senin, 17 November 2025 kembali dilaksanakan halaqah tauhid yang membahas tema penting tentang bagaimana para ulama memahami wujud kehidupan akhirat. Materi kajian merujuk pada penjelasan para ulama klasik mengenai perumpamaan (tamtsīl) dan gambaran akhirat yang tertuang dalam syariat.
Para ulama menyebutkan bahwa dalam memahami tamtsīl tentang akhirat, umat Islam terbagi menjadi tiga kelompok besar. Kelompok pertama berpendapat bahwa wujud akhirat sama secara jenis dengan wujud dunia, hanya berbeda pada sifat kekalnya. Kelompok kedua melihat bahwa wujud akhirat dan dunia tidak sama. Dari kelompok ini, sebagian memahami akhirat sebagai wujud ruhani yang dijelaskan melalui gambaran indrawi, sementara sebagian lainnya tetap menganggapnya jasmani, tetapi dengan bentuk jasmani yang berbeda dari jasmani dunia yang fana.
Ibn ‘Abbās r.a. disebut mendukung pendapat terakhir karena ucapannya: “Tidak ada di dunia ini sesuatu dari akhirat kecuali nama-namanya.” Penjelasan ini diperkuat dengan argumentasi bahwa materi jasad manusia di dunia terus berpindah-pindah, sehingga tidak mungkin seluruh jasad manusia dikembalikan persis dengan materi duniawinya. Oleh sebab itu, jasmani akhirat pasti berbeda sifatnya.
Dalam pembahasan kitab ini juga ditegaskan bahwa Ibn Rusyd sependapat dengan ulama lain bahwa siapa pun yang tidak mempercayai kehidupan setelah mati tergolong kafir. Makna “kafir” dalam konteks ini bukan sekadar tidak percaya, tetapi menolak agama itu sendiri—dan menolak agama berarti menolak kenabian. Sebab keberadaan akhirat merupakan bagian mendasar dari ajaran yang dibawa para nabi, sehingga mengingkarinya berarti menolak kebenaran wahyu secara keseluruhan.
Kajian ditutup dengan penegasan bahwa perbedaan pandangan mengenai bentuk wujud akhirat menunjukkan keluasan khazanah pemikiran Islam. Yang penting bukanlah rincian perbedaan tersebut, melainkan keyakinan bahwa akhirat adalah realitas yang pasti, yang menuntut manusia untuk mempersiapkan diri dengan kesadaran dan keimanan yang utuh.



