
Makna Keadilan Allah dalam Kitab al-Kasf ʿan Manāhij al-Adillah

Senin, 15 September 2025 kembali dilaksanakan halaqah tauhid dengan mengkaji kitab al-Kasf ʿan Manāhij al-Adillah fī ʿAqāʾid al-Millah. Kajian kali ini membahas firman Allah Ta‘ala dalam QS. al-Anbiyā’: 23, “Dia tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, dan merekalah yang akan ditanyai.”
Dalam kajian tersebut dipaparkan bahwa Allah Mahasempurna dan tidak membutuhkan apa pun dari makhluk-Nya. Seluruh perbuatan Allah tidak didasari kewajiban atau kebutuhan, melainkan bersumber dari kesempurnaan zat-Nya. Keadilan Allah berbeda dengan keadilan manusia, sebab semua perbuatan Allah adalah kebenaran dan keadilan mutlak. Tidak ada pihak luar yang dapat mewajibkan Allah untuk adil, karena pada hakikatnya semua yang berasal dari-Nya pasti adil. Penjelasan ini wajib diketahui, terutama oleh para ulama, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami ayat secara lahiriah.
Selain itu, dibahas pula mengenai hal-hal yang mustahil bagi Allah. Mustahil tersebut bukan karena Allah tidak mampu, melainkan karena hakikatnya memang tidak mungkin ada, seperti adanya sekutu bagi Allah, kelemahan, atau kebutuhan. Kesimpulan dari pembahasan ini adalah bahwa Allah Mahasuci dan Mahasempurna, serta setiap perbuatan-Nya adalah benar dan adil. Mustahil bagi Allah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kesempurnaan-Nya, dan seluruh amal perbuatan Allah pasti mengandung keadilan.