KAJIAN TASAWUF: AIB DI DUNIA DAN AKHIRAT
Jum’at, 19 September 2025 kembali melanjutkan kajian kitab Sirāj al-Ṭālibīn, syarah atas Minhāj al-‘Ābidīn karya Imam al-Ghazālī. Halaqah yang dipandu oleh Ustadz Bashori, M. Ag. Kajian kali ini memasuki pembahasan bab keenam, yaitu tentang “Bahaya Riya’, Bakhil, dan Sombong terhadap Amal Ibadah”
Dalam kitab ini dijelaskan betapa berbahayanya sifat riya’, bakhil, dan sombong bagi seorang mukmin. Riya’ adalah ketika seseorang beramal bukan karena Allah, melainkan karena ingin dipuji dan dilihat manusia. Riya’ menimbulkan dua aib besar. Pertama, aib di dunia, yaitu amalnya tidak diterima oleh Allah, bahkan malaikat mencatatnya sebagai amal yang sia-sia. Kedua, aib di akhirat, yaitu dipermalukan di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat. Pada saat itu, amal orang yang riya’ akan diumumkan sebagai amal yang tercemar niatnya, lalu Allah berfirman: “Pergilah kalian kepada orang yang dulu kalian tujukan amal kalian untuknya, apakah kalian mendapat balasan dari mereka?” Dengan demikian, amal yang seharusnya menjadi bekal keselamatan justru berubah menjadi kehinaan.
Selain riya’, sifat bakhil dan sombong juga menjadi penghalang seseorang masuk surga. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa surga mengharamkan diri bagi orang yang bakhil dan sombong. Orang bakhil enggan beramal, bahkan untuk sekadar mengucapkan kalimat lā ilāha illallāh dengan tulus. Sementara itu, orang sombong suka memamerkan amalnya (riya’), sehingga amalnya rusak karena tidak ikhlas. Dua sifat ini menimbulkan dua bahaya: sifat bakhil merusak iman sehingga menjerumuskan ke dalam neraka, sedangkan sifat riya’ menghapus keberkahan iman yang seharusnya mengantarkan ke surga.
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa riya’, bakhil, dan sombong bukanlah sekadar aib kecil, melainkan penyakit hati yang dapat menggugurkan amal ibadah dan menjerumuskan seseorang ke dalam murka Allah. Oleh karena itu, seorang mukmin harus senantiasa menjaga keikhlasan, membersihkan hati dari sifat tercela, dan mengarahkan seluruh amalnya hanya kepada Allah semata.