
Hikmah di Balik Kejahatan dan Musibah: Pandangan Ibnu Rusyd
Ba’da Ashar, Senin, 1 September 2025, di Masjid Abdurrahman Isma‘il, telah terlaksana kajian tauhid rutin bersama Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., yang memimpin telaah terhadap salah satu karya Ibnu Rusyd, al-Kashf ʿan Manāhij al-Adillah fī ʿAqāʾid al-Millah. Pada kesempatan tersebut, tema kajian menyoroti persoalan kejahatan dalam ilmu tauhid, baik kejahatan moral seperti pencurian dan pembunuhan maupun kejahatan berupa musibah seperti sakit dan bencana, yang coba dijawab oleh Ibnu Rusyd.
Menurut pandangan filosofis Ibnu Rusyd, sebagaimana dijelaskan Prof. Mujib, di balik keburukan atau musibah yang diciptakan Tuhan terdapat hikmah besar, yakni hadirnya kebaikan yang lebih besar. Nilai kebaikan itu akan lebih terasa setelah manusia mengalami keburukan, yakni sesuatu yang pada awalnya tidak menyenangkan. Demikian pula kejahatan moral pada akhirnya menyingkapkan hikmah, yaitu lahirnya kebenaran dan kebaikan yang lebih besar, misalnya tumbuhnya rasa kemanusiaan ketika berhadapan dengan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Prof. Mujib menegaskan bahwa pandangan ini dapat diterima atau tidak, tergantung dari posisi kita berada. Namun demikian, ada sisi kebenaran di dalamnya bila ditinjau dari keseluruhan kehidupan manusia. Pemikiran ini juga dapat memberikan pandangan bahwa tidak ada wujud yang sempurna kecuali Allah, dan setiap ciptaan-Nya wajar memiliki ketidaksempurnaan. Akan tetapi, karena berasal dari Zat Yang Maha Sempurna dan Maha Baik, maka kebaikan pada manusia tetap lebih besar daripada keburukannya.
Kajian kemudian ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif, di mana para mahasiswa dan mahasiswi program khusus ulama menunjukkan antusiasme terhadap kajian yang dibahas.