Kajian Hadis: Ketika Ilmu Diangkat dan Kebodohan Merajalela – Tanda-Tanda Akhir Zaman
Pada hari Minggu, 8 Juni 2025, telah berlangsung kegiatan Halaqah Hadis, kajian rutin mahasiswa Program Khusus Ulama (PKU) yang dilaksanakan secara online melalui Google Meet. Kajian ini dipandu dan dibimbing oleh Bapak Dr. Dzikri Nirwana, M.Ag, dengan pemateri dari para mahasiswa PKU yakni; Saudara Ahmad Ridhoni, Mustafa Kamal, Musthofa Khoiri, juga Masrul Maulana Pratama (Mahasiswa pertukaran IAIN Palangkaraya). Kegiatan dimualai dengan pembacaan hadis, takhrij hadis, syarah hadis, penjelasan hadis disertai dengan sesi diskusi dan tanya jawab interaktif antara pemateri dan para peserta.
Hadis yang menjadi pokok kajian pada kesempatan ini adalah Bab Hilang dan Diangkatnya Ilmu (Agama Islam) dan Timbulnya Kebodohan dan Bencana Di Akhir Zaman Kelak ٦٧٢٦.
حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوحَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا أَبُو التَّيَاحِ حَدَّثَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا6726
Syaiban bin Farrukh telah memberitahukan kepada kami, Abdul Warits telah memberitahukan kepada kami, Abu At-Tayyah telah memberita-hukan kepada kami, Anas bin Malik telah memberitahukan kepadaku, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Di antara tanda-tanda hari kiamat ialah diangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, banyak yang meminum arak, dan timbulnya perzinaan yang dilakukan secara terang-terangan.”Kegiatan ini berjalan dengan lancar, khidmat, dan penuh antusiasme dari para peserta. Diskusi juga berlangsung baik yang menunjukkan semangat keilmuan yang tinggi serta membantu memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap makna dan konteks hadis-hadis Rasulullah ﷺ dalam kehidupan masa kini.
Para pemateri memaparkan bahwa hadis tentang tanda -tanda kiamat yang menyebut diangkatnya ilmu, timbulnya kebodohan, merebaknya konsumsi minuman keras, dan munculnya perzinaan, terasa sangat relevan dengan kondisi hari ini, yang mana hal itu sangat nampak terjadi. Misalnya ilmu yang perlahan hilang, bukan hanya karena banyaknya para ulama yang wafat ataupun karena tidak ada yang memiliki, tapi juga karena tidak lagi dicari dari sumber yang benar. Orang-orang sekarang kecenderungannya lebih tertarik pada konten agama dari influencer yang populer di media sosial ketimbang dari ulama yang bersanad dan beradab. Ilmu yang benar sering kalah dengan gaya penyampaian yang menarik, meski kandungannya belum tentu valid.
Fenomena ini memunculkan generasi yang merasa cukup hanya dengan potongan video atau quote singkat, tanpa belajar secara mendalam. Ironisnya adalah sedikit membaca, tapi pede dan lantang berbicara, sedikit belajar tapi mudah menyalahkan orang lain, juga keras menghakimi. Kemudian disisi lain budaya individualis, konsumtif, dan gaya hidup bebas, minum keras, narkoba, perzinahan justru mulai dimaklumi, dilegalkan bahkan dipromosikan, sementara hal ketaatan dipandang aneh, hal-hal prinsipil dalam agama sering diabaikan. Melihat dari fenomena ini adalah menjadi sebuah ajakan untuk merenungi dan memperbaiki.
Hadis ini bukan sekadar peringatan tentang masa depan, tapi alarm nyata untuk kondisi umat sekarang. Hidup di tengah informasi yang melimpah tapi minim hikmah. Maka sudah saatnya kembali mencari ilmu dari sumber yang lurus dan otoritatif, menjaga adab dalam menuntut ilmu, serta membangun komunitas yang tetap teguh di atas syariat meski dunia terus berubah.