
Larangan Mencela Waktu: Kajian Shahih Muslim
Selasa, 22 April 2025 kembali dilaksanakan halaqah subuh di Masjid Abdurrahman Ismail, UIN Antasari Banjarmasin. Materi yang dikaji ialah hadist Shahih Muslim jilid 2, kitab al-Fadz min al-Adab wa Ghairuhā tentang larangan mencela waktu yang dibawakan oleh beberapa orang mahasiswi PKU dan MBKM dari Palangka Raya. Halaqah ini dibimbing oleh Ustadz Dzikri Nirwana, M.AG.
Pada halaqah ini, teman-teman pemateri menjelaskan bahwa dilarang untuk mencela waktu/masa (ad-Dahr). Karena waktu/masa bukanlah penyebab utama melainkan Allah yang telah mengatur segala kejadian. Menyandarkan kejadian buruk kepada waktu/masa sama saja dengan menyamakannya dengan Allah, seolah olah waktu/masa memiliki kuasa atas segala kejadian. Hadist ini terkait dengan sifat orang-orang Arab jahiliyyah jaman dulu yang menyalahkan waktu atas atas segala kejadian buruk atau musibah. “Semua ini terjadi gara-gara waktu! Celakalah waktu!”
Ustadz Dzikri menambahkan bahwa menyalahkan waktu sama saja dengan menolak takdir Allah. Hal-hal yang dianggap menolak takdir Allah itu dilarang. Tetapi jika menyalahkan waktu yang merujuk pada penyesalan atau kesalahnnya sendiri di masa lalu maka itu diperbolehkan. “Seandainya dulu aku giat belajar”, “andai waktu itu aku giat belajar..”. Karena itu merupakan bentuk muhasabah diri dan memotivasi diri untuk memperbaiki di masa depan, bukan bentuk menyalahkan takdir dan kehendak Allah.
Maka oleh karena itu, gunakan kesempatan(waktu) yang diberikan oleh Allah dengan sebaik-baik mungkin.