Sore Ceria Tauladan: Serba Serbi Bukber, Bukber Fancy Salat Nanti?

Selasa, 6 Maret 2025, telah dilaksanakan siaran RRI Pro 2 Banjarmasin dalam program Sore Ceria: Tauladan.
Pada acara Sore Ceria – Tauladan yang disiarkan melalui Pro2 RRI Banjarmasin kali ini, tema yang diangkat adalah Serba Serbi Bukber: Bukber Fancy Salat Nanti, dengan narasumber Auliya Rahmawati. Tema ini sangat relevan dengan kondisi masyarakat yang tengah menjalani bulan Ramadan dan melakukan buka puasa bersama atau bukber.
Auliya memulai sesi dengan mengingatkan bahwa bukber sudah menjadi acara tersendiri di bulan Ramadan. Bukber bukan hanya sekadar ajang makan bersama, tetapi juga bisa menjadi sarana untuk mempererat silaturahmi antar sesama. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah yang pernah ditanyakan oleh para sahabat mengenai makan yang tidak mengenyangkan. Rasulullah menjawab, “Makanlah kalian bersama-sama dan bacalah Bismillah, maka Allah akan memberikan berkah dalam makan bersama-sama.”
Adapun faedah makan bersama, Auliya menyampaikan bahwa makan bersama dapat meningkatkan tali silaturahmi dan rasa syukur. Seperti yang termaktub dalam firman Allah Ta’ala: “Tidak ada halangan bagi kamu untuk makan bersama-sama mereka atau sendirian.”
Namun, Auliya juga menegaskan bahwa meskipun bukber diperbolehkan dalam Islam, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak mengurangi pahala atau bahkan menjadi penyebab dosa. Salah satunya adalah niat yang tulus untuk mengeratkan ukhuwah dan meningkatkan ketaqwaan, bukan untuk pamer atau menunjukkan kemewahan.
Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah, bukber tidak perlu dilakukan dengan hidangan mewah. Rasulullah mengajarkan bahwa berbuka dengan kurma dan air putih sudah cukup, yang penting adalah niat dan tujuan dari bukber itu sendiri.
Di tengah euforia bukber yang kian meluas, Auliya juga mengingatkan bahwa banyak orang yang menunda-nunda salat, bahkan meninggalkannya karena berbagai alasan, seperti jarak mushalla yang jauh atau takut makanan menjadi dingin. Hal ini dapat merugikan kita, karena tujuan utama puasa adalah untuk ibadah, bukan sekadar mengikuti tren bukber.
Auliya mengajak untuk merenungkan tujuan dari puasa itu sendiri, yakni untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jika bukber baik untuk silaturahmi, namun meninggalkan salat wajib, maka itu ibarat menampung air di wadah yang bocor—semua usaha menjadi sia-sia. Auliya juga mengingatkan bahwa meninggalkan salat dapat mendatangkan dosa besar, membuat hati menjadi keras, dan mengarah pada hal-hal yang buruk.
Sebagai solusi, Auliya memberikan beberapa tips agar bukber tetap dilakukan dengan baik tanpa mengabaikan salat:
- Berbuka dengan yang ringan terlebih dahulu seperti kurma dan air putih, lalu segera salat setelahnya.
- Pilih tempat bukber yang dekat dengan musalla agar salat tidak terlewatkan.
- Jadikan salat bagian dari agenda bukber, bukan sekadar makan bersama.
- Jangan makan hingga kekenyangan agar tubuh tetap ringan untuk menjalankan ibadah salat.
Auliya menegaskan bahwa momen bukber ini harus dimanfaatkan untuk memperbaiki diri dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, bukan hanya mengejar kenikmatan duniawi. Dengan mengubah mindset, bukber tidak hanya menjadi acara untuk makan bersama, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkokoh iman, saling menjaga kewajiban, dan menjadikan salat sebagai bagian tak terpisahkan dari kegiatan berbuka puasa.
Di akhir Auliya berpesan untuk selalu mengutamakan salat dan menjaga esensi dari bukber, yaitu untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan ketaqwaan, bukan sekadar untuk “fancy” atau pamer.