Menggali Makna Khauf dan Raja’ dalam Kajian Tasawuf Bersama Ustadz Bashori – Halaqoh Tasawuf
Pada tanggal 13 September 2024, Masjid Abdurrahman Ismail, Banjarmasin, kembali menggelar kajian tasawuf yang membahas Kitab *Siraju At-Thalibin*, dipandu oleh Ustadz Bashori, M.Ag. Dalam kajian kali ini, Saudari Nadia Luthfiana bertugas melanjutkan pembacaan kitab dari halaman 264, meneruskan kajian dari pertemuan sebelumnya.
Sebelum memulai pembahasan kitab, Ustadz Bashori memberikan ceramah pembuka. Beliau menekankan pentingnya belajar tasawuf untuk menghidupkan semangat dalam kehidupan, serta mendorong jamaah untuk selalu bertawajjuh kepada Allah. Ustadz Bashori menjelaskan bahwa kebersihan diri terlihat dari kebaikan yang dapat membawa hal-hal positif, membentuk pribadi yang menarik, rendah hati, dan tidak sombong. Beliau juga mengingatkan bahwa untuk menjadi baik, diperlukan proses, dan salah satu kekurangan manusia adalah sering lupa bersyukur kepada Allah. Dengan bersyukur, segala hal yang dilihat akan menjadi positif.
Memasuki pembahasan inti, Saudari Nadia membaca ayat-ayat yang mengandung makna “rasa takut” (khauf) dan “harapan” (raja’). Ayat-ayat yang dibacakan di antaranya adalah:- “Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-Hijr: 49)- “Dan bahwa sesungguhnya adzab-Ku adalah adzab yang sangat pedih.” (al-Hijr: 50)Ayat-ayat ini mengajarkan agar manusia tidak terlalu dikuasai oleh harapan, tetapi juga tidak terjebak dalam rasa takut yang berlebihan. Allah menggabungkan rasa takut dengan kasih sayang-Nya, seperti dalam ayat-ayat yang menyebutkan nama-Nya sebagai Ar-Rahman, Yang Maha Pengasih, sehingga rasa takut tersebut membawa ketenangan dan tidak menjadikan manusia putus asa.
Dalam ceramahnya, Ustadz Bashori menambahkan bahwa salah satu bentuk kasih sayang Allah adalah Dia tidak langsung mengazab hamba-hamba-Nya saat mereka berbuat dosa. Oleh sebab itu, nama Allah yang Maha Pengampun seringkali digandengkan dengan sifat-Nya yang Maha Penyayang. Ustadz Bashori juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara rasa harap dan takut, serta menumbuhkan kesadaran bahwa segala perbuatan baik ataupun kemampuan untuk menjauhi kemaksiatan hanya bisa terjadi dengan pertolongan Allah.Kajian diakhiri dengan doa dan harapan agar jamaah selalu berada di jalan yang lurus, mengamalkan ajaran-ajaran tasawuf dengan penuh penghayatan.
Wallahu A’lam bishowab.
