Kesombongan Iblis dan Kisah Nabi-Nabi dalam Kitab “Siraju At-Thalibin – Kajian Tasawuf
Banjarmasin (20/09/2024) – Kajian Tasawuf dengan kitab Siraju At-Thalibin kembali dilaksanakan di Masjid Abdurrahman Ismail, dipimpin oleh Ustadz Bashori, M.Ag. Kajian kali ini melanjutkan pembacaan kitab dari halaman 266, yang dibacakan oleh Saudari Nurjannah, melanjutkan materi dari pertemuan sebelumnya.
Dalam kajian tersebut, Ustadz Bashori menjelaskan mengenai pentingnya memahami rasa takut (khauf) kepada Allah. Ditekankan dalam kitab bahwa Iblis telah beribadah kepada Allah selama delapan puluh ribu tahun, namun tetap terkutuk karena kesombongannya. Ustadz Bashori menekankan bahwa Nur Allah yang kuat hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang memiliki kasyaf, atau kemampuan spiritual untuk melihat Cahaya tersebut, yang tidak lain merupakan iman dan Islam.
Ustadz Bashori menambahkan bahwa kesombonganlah yang membuat amal ibadah Iblis selama 80 ribu tahun tidak diterima. Kesombongan menyebabkan seseorang merasa dirinya hebat dan merendahkan orang lain, menjadikan dirinya sebagai penentu yang angkuh. Sikap inilah yang menjauhkan Iblis dari rahmat Allah, meskipun sebelumnya ia adalah makhluk yang dekat dengan-Nya.
Kajian dilanjutkan dengan pembahasan dari kitab yang mengisahkan tentang laknat Allah kepada Iblis dan azab yang disiapkan untuknya. Kitab juga memuat kisah yang diriwayatkan mengenai Malaikat Jibril as. yang bersandar di Ka’bah dan memohon kepada Allah agar tidak mengubah nama atau wujudnya, sebagai tanda ketakutan akan azab Allah.
Selain itu, kisah Nabi Adam as. juga disinggung, di mana ia, meskipun merupakan nabi pilihan Allah yang diciptakan langsung oleh-Nya, tetap dihukum dengan keras setelah memakan makanan yang dilarang. Adam kemudian diturunkan dari langit dan merasakan kehinaan serta penyesalan yang mendalam selama 200 tahun, sementara anak-cucunya menanggung konsekuensi dari perbuatannya.
Ustadz Bashori juga menyampaikan tentang teguran Allah kepada Nabi Nuh as. ketika beliau mengucapkan kalimat yang tidak tepat, sebagaimana dalam firman Allah:*”Sebab itu, janganlah engkau memohon lol l-Ku sesuatu yang engkau tidak mengetahui (hakikat)nya. Sesungguhnya Aku memberikan nasehat kepadamu supaya engkau jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.”* (Huud: 46).Nabi Nuh dikisahkan sangat malu hingga tidak mampu mengangkat kepalanya ke langit selama empat puluh tahun, sebagai bentuk penyesalan yang mendalam atas kesalahannya.
Kajian ini diakhiri dengan harapan agar para jamaah dapat mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut, terutama tentang bahaya kesombongan dan pentingnya rasa takut kepada Allah.
