Bimtek Ru’yatul Hilal dan Hisab: Memperkuat Tradisi dan Ilmu Pengetahuan
Banjarmasin, Sabtu, 8 Juni 2024 – Aula Asywadie Syukur menjadi saksi penyelenggaraan Bimbingan Teknis (Bimtek) Ru’yatul Hilal dan Hisab yang diadakan oleh Organisasi Program Khusus Ulama. Acara ini mengundang antusiasme peserta, khususnya mahasiswa, dalam memperdalam pengetahuan terkait penentuan awal bulan Hijriah. Pemateri utama dalam kegiatan ini adalah Bapak Rahman Helmi, S.Ag. M.Si., yang merupakan Kepala Unit Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (UTIPD) UIN Antasari. Dalam pemaparan materinya, Bapak Rahman menjelaskan secara komprehensif tentang konsep Ru’yatul Hilal dan Hisab, serta perbedaan mendasar antara keduanya.
Ru’yatul Hilal dan Hisab: Penjelasan dan Teknik
Bapak Rahman memulai dengan menjelaskan pengertian Ru’yatul Hilal, yaitu metode penentuan awal bulan dengan cara mengamati hilal (bulan sabit) secara langsung. Di sisi lain, Hisab merupakan metode perhitungan astronomis yang digunakan untuk memperkirakan posisi bulan tanpa memerlukan pengamatan fisik. Keduanya didukung oleh dalil-dalil yang kuat dalam Islam, sehingga memiliki tempat yang penting dalam penentuan awal bulan Hijriah.
Bapak Rahman juga menjelaskan teknik dan ketentuan dalam melaksanakan Ru’yatul Hilal, yang memerlukan kejelian, kesabaran, dan pengetahuan dasar astronomi. Beliau menekankan pentingnya koordinasi dengan otoritas Kementerian Agama untuk memastikan pengamatan yang sah dan diterima secara resmi.
Praktek Langsung dan Penekanan Pentingnya Kolaborasi
Pada sesi akhir acara, peserta diberikan kesempatan untuk melakukan praktek langsung menggunakan alat-alat yang digunakan dalam Ru’yatul Hilal. Hal ini memberi pengalaman nyata kepada mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang telah dipaparkan.Dalam penutupannya, Bapak Rahman menekankan pentingnya memahami kedua metode ini sebagai upaya memperkuat ukhuwah di tengah perbedaan. “Perbedaan bukanlah alasan untuk perpecahan. Ru’yatul Hilal dan Hisab memiliki dasar landasan dalil masing-masing, sehingga sebaiknya dikolaborasikan dan saling menguatkan,” ujar beliau.
Selain itu, metode Hisab astronomis disebut sebagai pendekatan ilmiah yang sangat akurat dan konsisten, memberikan kemudahan dalam merencanakan berbagai aktivitas keagamaan dan sosial. Namun, banyak komunitas Muslim tetap mempertahankan tradisi Ru’yatul Hilal sebagai bentuk penghormatan terhadap sunnah Rasulullah.
Acara ini diharapkan dapat memperluas wawasan peserta dan memperkuat pemahaman tentang pentingnya menjaga harmoni antara tradisi dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam.
