Islam muncul dengan keterasingan dan akan kembali dengan keterasingan: Halaqoh Hadis
Banjarmasin, (20/02/24) kembali dilaksanakan halaqah hadits yang bertempat di masjid Abdurrahman Ismail, yang di bimbing oleh Ustad Muhammad Arabiy, MA. Pembahasan halaqah dimulai dari Bab Raf’ul Amanah wal iman min Ba’dhi al-Qulub, Wa Ardhi Al-Fitani ‘ala al-Qulub pada halaman 79.
Dimulai dari hadis ke 230, diriwayatkan oleh Hudzaifah, Rasulullah SAW menjelaskan pentingnya amanah dalam hati seseorang. Beliau menggambarkan bahwa amanah itu semula diletakkan di hati manusia, tetapi seiring waktu, banyak orang yang kehilangan amanah tersebut. Rasulullah SAW menggambarkan bahwa tanda kehilangan amanah adalah dengan hilangnya bekas di hati, seperti bekas luka bakar yang meninggalkan jejak. Bahkan, dalam beberapa kasus, bekas tersebut membengkak tanpa ada isi di dalamnya. Ini menggambarkan bahwa kejujuran dan amanah telah hilang dari hati orang tersebut. Rasulullah SAW juga menyatakan bahwa meskipun seseorang dianggap amanah oleh masyarakat, jika hatinya tidak beriman, maka itu tidak ada artinya. Beliau menekankan pentingnya agama dalam menjaga amanah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam bertransaksi, kejujuran dan amanah adalah kunci, dan agama menjadi penghalang bagi seseorang untuk melakukan khianat.
Dilanjutkan pembahasan pada bab selanjutnya tentang islam muncul dengan keterasingan dan akan kembali dengan keterasingan dan bahwasanya Muslim akan terkumpul diantara dua Mesjid.
Hadis ke 231, yang diriwayatkan oleh Hudzaifah, disebutkan bahwa Umar bin Khattab bertanya kepada para sahabat tentang hadis yang dia dengar dari Rasulullah SAW mengenai fitnah. Para sahabat menyebutkan bahwa Rasulullah SAW telah mengatakan bahwa fitnah dapat dihapuskan dengan shalat, puasa, dan zakat. Namun, ketika Umar bertanya tentang fitnah yang bergelombang seperti gelombang laut, hanya Hudzaifah yang menjawab. Hudzaifah mengatakan bahwa Rasulullah SAW menggambarkan bahwa fitnah akan menyebabkan bekas hitam pada hati yang terpengaruh, sementara hati yang tidak terpengaruh akan tetap putih. Hudzaifah juga menyebutkan tentang pintu penghalang yang tertutup antara mereka dan fitnah, yang hampir pecah. Umar menyarankan agar mereka yang memahami hadis ini dengan baik, agar menjaga diri mereka agar tidak terpengaruh oleh fitnah. Ini menggambarkan pentingnya memahami dan menghindari fitnah dalam kehidupan sehari-hari.
hadis selanjutnya ke-232, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW menyatakan bahwa Islam akan muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing pula. Hal ini mengindikasikan bahwa pada awalnya, Islam akan dianggap aneh atau tidak diterima oleh mayoritas masyarakat, namun demikian, kemudian akan kembali ke keadaan yang sama. Rasulullah SAW juga menyatakan bahwa orang-orang yang tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam meskipun dalam situasi yang asing tersebut akan mendapat keberkatan. Ini menunjukkan pentingnya menjaga keyakinan dan prinsip-prinsip Islam bahkan ketika dihadapkan pada tantangan atau ketidaksetujuan dari lingkungan sekitar.
Hadis selanjutnya, diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Rasulullah SAW menyatakan bahwa Islam akan muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing yang sama seperti semula. Beliau menggunakan perumpamaan bahwa Islam akan masuk di antara dua masjid seperti ular yang masuk ke dalam lubangnya. Hal ini menegaskan bahwa Islam pada awalnya akan dianggap aneh atau tidak diterima oleh mayoritas, dan akan kembali ke keadaan yang sama. Ini menekankan pentingnya menjaga kepercayaan dan prinsip-prinsip Islam bahkan dalam situasi yang tidak populer atau asing bagi masyarakat.
Hadis selanjutnya pada nomor 233, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW menyatakan bahwa iman akan masuk ke Madinah sebagaimana ular masuk ke dalam sarangnya. Hal ini menunjukkan bahwa iman akan menjadi kuat dan mengakar di tengah-tengah masyarakat Madinah dengan alami dan tanpa hambatan. Perumpamaan dengan ular yang masuk ke sarangnya menunjukkan kedalaman dan kekuatan iman yang meresap di dalam hati dan kehidupan orang-orang di Madinah.
Dilanjutkan di bab hilangnya keimanan di akhir zaman, pada hadis nomor 234, yang diriwayatkan oleh Anas, Rasulullah SAW menyatakan bahwa kiamat tidak akan terjadi sampai tidak ada lagi orang yang mengucapkan “Allah, Allah” di muka bumi. Hal ini menekankan pentingnya penghormatan dan pengingatan terhadap nama Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Wallahu a’lam bisshawab
