Tajwid: Halaqah Tahsin PKU Putra
Banjarmasin (19/11/2023), kembali dilaksanakan halaqah tahsin yang diBimbing oleh ustadz Najib di Masjid Abdurrahman Ismail. Dan pada pertemuan kali ini akan membahas mengenai “Tajwid” Didalam matan jazariyah.
(27) وَالأخَذُ بِالتَّجويدِ حَتْمٌ لَأَزِمُ مَنْ لَمْ يُجَوْدِ الْقُرَآنَ ايْمُ
Dan mengamalkan tajwid hukumnya wajib secara mutlak. Siapa saja orang yang sengaja tidak mengamalkan tajwid saat membaca Al-Quran, maka ia berdosa.
(28) لأَنَّهُ بِهِ الإِلَهُ أَنْزَلَاً وَهَكَذَا مِنْهُ إِلَيْنَا وَصَلَا
Karena bersama dengan tajwid Allah menurunkan Al-Quran dan cara Membacanya. Serta bersama dengan tajwid pula Al-Quran dan cara membacanya sampai kepada kita.
(29) وَهُوَ أَيْضاً حِلْيةُ التَّلَاوَةِ * وَزِينَةُ الأَدَاءِ وَالْقِرَاءَةِ
Dan tajwid juga merupakan penghias bacaan Al-Quran. Bacaan Al-Quran menjadi indah karena tajwid, bukan sekedar karena indahnya suara atau langgam. Baik itu saat tilawah (tadarrus/ wiridan), adaa (talaqqi/ mengambil bacaan dari guru), ataupun qiraah, yakni membaca secara umum. Artinya, Al-Quran mesti dihiasi dengan tajwid dalam keadaan apapun.
Dan dari bunyi matan tadi, ustadz Najib menjelaskan betapa pentingnya tajwid dalam membaca al-Qur’an karena jika kita tidak mempengaruhi tajwid dalam membacanya akan menyebabkan dosa bagi pembacanya nauzubillah.
Dalam membaca al-Qur’an juga penting untuk memperhatikan makhraj huruf, didalam tajwid juga pembahasannya luas dan tergantung dengan qira’at. Oleh karena itu tidak seyogyanya nya kita menjelekkan bacaan seseorang karena siapa tau sebenarnya mereka menggunakan qira’at yang tidak kita ketahui. Namun karen di Indonesia pada umumnya menggunakan qira’at ashim riwayat hafs hendaknya kita mengaplikasikan qira’at sesuai yang diriwayatkan imam hafs, baik segi bacaan, panjang pendek dan lain sebagainya.
Wallahu A’lam bi Shawwab
