Zakat : Tutorial Muhadharah PKU Putra

Banjarmasin (27/9/2023) kembali dilaksanakan tutorial muhadharah yang dibimbing oleh ustadz Mahmud,Lc di Masjid Abdurrahman Ismail. Dan pada pertemuan kali ini para mahasiswa PKU yang bertugas yaitu Rizki Maulana, Muhammad Afnan, dan Akhmad Saufy yang akan membawakan sebuah pidato dengan tema “Zakat”.

Dimulai dengan speaker pertama yaitu Rizki Maulana menjelaskan mengenai esensi zakat, zakat selain memiliki makna ibadah juga memiliki esensi sosial yaitu dengan zakat kita bisa mempererat tali silaturahmi dengan orang disekitar kita. Nabi Muhammad SAW mewajibkan zakat fitrah sebagai pengsucian bagi orang yang berpuasa dari ucapan sia-sia dan ucapan keji.

Zakat fitrah merupakan ibadah yang istimewa, karena menyangkut ibadah yang lahiriyah dan batiniyah. Yaitu zakat memiliki manfaat bagi diri sendiri sebagai pengsucian dari dosa, dan memberi manfaat bagi orang yang membutuhkan.

Lalu disambung dengan penjelasan oleh saudara Muhammad Afnan yang menjelaskan bahwa zakat merupakan salah satu dari rukun islam yang ketiga, dan zakat sendiri hukumnya wajib bagi kaum muslimin sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi:

“Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat…” (Al-Baqarah:43)

Zakat sendiri diperuntukkan hanya bagi orang-orang tertentu (mustahiq) yaitu:

• Faqir
• Miskin
• Amil (orang yang mengurusi zakat)
• Mualaf (orang yang baru masuk islam)
• Riqab (hamba sahaya)
• Garim (orang yang telilit utang)
• Sabilillah (orang melakukan jihad dijalan Allah SWT)
• Ibnu Sabil (musafir yang sedang meminta pertolongan)

Dan penyampaian terakhir dibawakan oleh Akhmad Saufy yang menjelaskan zakat memiliki makna pensucian, dan dapat menerangkan hati yang gelap.

Zakat fitrah memiliki batas waktu, yaitu ketika awal ramadan hingga sebelum matahari terbit pada hari raya idul fitri. Dan hal ini harus diperhatikan baik-baik agar zakat yang ditunaikan tidaklah sia-sia.

Tak lupa juga ustadz Mahmud sebagai pembimbing memberikan saran bagi para speaker agar bisa lebih baik lagi kedepannya. Adapun saran dari beliau adalah:

• Hendaknya benar-benar menguasai materi yang akan disampaikan dengan matang.

• Memposisikan diri ketika menyampaikan, apakah para audiens adalah para alim ulama, mahasiswa atau anak-anak, semua memiliki cara dan penyampaian yang berbeda.

• Memperhatikan kata-kata yang diucapkan ketika memyampaikan sesuatu, jangan sampai menggunakan kalimat yang sensitif ataupun menghina serta merendahkan diri sendiri ataupun orang lain. Bisa memggunakan kata-kata yang menarik bagi audiens

• Memperhatikan sumber-sumber yang akan disampaikan, terutama dalil-dalil yang ingin disampaikan kepada audiens. Agar para audiend dapat menerima informasi yang benar dan bermanfaat.

Setelah memberikan saran-saran tadi, ustadz Mahmud memberikan motivasi agar para mahasiswa PKU lebih giat lagi untuk belajar cara menyampaikan yang baik.

Wallahu A’lam bi Shawwab