Workshop Kurikulum MBKM Prodi Ilmu Hadis, Indal Abror: PKU Harus Manfaatkan Kerjasama Beasiswa PBSB-LPDP

BANJARMASIN — Kementerian Agama RI sebagai salah satu  kementerian yang diberikan tugas oleh negara untuk mengelola pendidikan bagi anak bangsa, khususnya pendidikan agama, banyak menawarkan beasiswa pendidikan baik untuk jenjang S1, S2, bahkan sampai S3. Di antara beasiswa bergengsi yang ditawarkan adalah beasiswa PBSB. Dikutip dari laman beasiswa.kemenag.go.id, Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) adalah program kolaborasi Kementerian Agama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan berupa pengelolaan dan pendanaan beasiswa gelar yang diperuntukkan bagi santri lulusan Pondok Pesantren yang unggul, kompetitif serta memiliki potensi akademik yang baik untuk jenjang pendidikan tinggi. Tujuan beasiswa ini untuk mengembangkan minat bakat dan penguasaan disiplin keilmuan para santri di Indonesia . Selain itu, PBSB ini juga ingin mempersiapkan sarjana santri sebagai kader ulama, pemimpin, ilmuan serta profesional yang moderat dan mampu menjadi bagian dari pembangunan nasional.

Menanggapi beasiswa PBSB ini, Kaprodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Indal Abror, M.Ag, menyampaikan peluang bagus bagi Program Khusus Ulama UIN Antasari Banjarmasin untuk menjajaki kerjasama untuk menawarkan diri sebagai bagian dari Perguruan Tinggi Mitra PBSB. Program Khusus Ulama yang saat ini masih berjalan bisa diintegrasikan dengan beasiswa PBSB yang sama-sama menyeleksi calon mahasiswa terbaik, khususnya dari kalangan pesantren. Hal ini disampaikan Indal Abror di sela-sela kegiatan Workshop Kurikulum  Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKB) Program Studi Ilmu Hadis pada Selasa (29/8) di ruang munaqasyah FUH Kampus I Banjarmasin. “Saat ini sudah ada 31 PT Mitra PBSB di seluruh Indonesia, namun belum ada perwakilan mitra dari pulau Kalimantan. Saya kira bagus jika UIN Antasari bisa memanfaatkan peluang ini dengan mengajukan proposal ke PD Pontren Kemenag RI, sehingga UIN Antasari bisa menerima mahasiswa beasiswa PBSB untuk jenjang S1 atau S2”, katanya.

Perlu diketahui bahwa saat ini UIN Antasari sedang berupaya mengubah atau menaikkan status Perguruan Tinggi Satker menjadi Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (BLU). Status Satuan Kerja (Satker) yang pendapatannya harus disetor ke negara terlebih dahulu sebelum digunakan. Berbeda dengan BLU, yang memiliki kewenangan semiotonomi dalam pengelolaan penerimaan nonpajak. Sebagai institusi pendidikan, sebuah universitas tidak hanya mengadalkan satu sumber pemasukan saja, namun harus ada ide segar yang bisa dikelola. Dengan menjadi BLU, maka kampus dapat membuat kontrak-kontrak yang sekiranya akan mengembangkan lembaga. Hal ini menjadi kesempatan yang dapat dijalankan kalau sudah menjadi BLU.

Dalam tanggapan diskusi workshop ini, Dr. Ahmad Shagir, M.Ag selaku Wakil Rektor II, menyambut baik peluang kerjasama beasiswa ini, mengingat bisa dijadikan sebagai salah satu pemasukan bagi UIN Antasari Banjarmasin. Melalui beasiswa PBSB, mahasiswa Program Khusus Ulama tidak hanya lagi di-nol-kan UKT-nya, namun sudah dibayarkan UKT-nya oleh LPDP dengan UKT maksimal. Selain itu, mahasiswanya juga akan diberikan biaya hidup (living cost) selama masa studi. “Insyaallah, akan kita agendakan untuk sowan ke Jakarta secepatnya. Semoga dengan niat baik dan lobi-lobi yang cermat, bisa membawa angin segar bagi UIN Antasari”, kata A. Shagir. *Njb*