Perang dan Harta Rampasan : Kajian Tafsir Surah Al-Anfal 41-43

Pada hari Rabu, 3 Mei 2023 kembali dilaksanakannya kajian tafsir yang dibimbing oleh Ustadz Prof Abdullah Karim. Dan pada pertemuan kali ini juga, petugas yang membaca ialah Siti Rahmawati yang merupakan mahasiswi PKU angkatan 2021.

Memulai pertemuan pertama setelah liburan, pada kali ini ayat yang dibaca ialah Al-Anfal ayat 41 hingga 43 yang berbunyi :

وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّمَا غَنِمۡتُم مِّن شَیۡءࣲ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُۥ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡیَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِینِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِیلِ إِن كُنتُمۡ ءَامَنتُم بِٱللَّهِ وَمَاۤ أَنزَلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا یَوۡمَ ٱلۡفُرۡقَانِ یَوۡمَ ٱلۡتَقَى ٱلۡجَمۡعَانِۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَیۡءࣲ قَدِیرٌ (41) إِذۡ أَنتُم بِٱلۡعُدۡوَةِ ٱلدُّنۡیَا وَهُم بِٱلۡعُدۡوَةِ ٱلۡقُصۡوَىٰ وَٱلرَّكۡبُ أَسۡفَلَ مِنكُمۡۚ وَلَوۡ تَوَاعَدتُّمۡ لَٱخۡتَلَفۡتُمۡ فِی ٱلۡمِیعَـٰدِ وَلَـٰكِن لِّیَقۡضِیَ ٱللَّهُ أَمۡرࣰا كَانَ مَفۡعُولࣰا لِّیَهۡلِكَ مَنۡ هَلَكَ عَنۢ بَیِّنَةࣲ وَیَحۡیَىٰ مَنۡ حَیَّ عَنۢ بَیِّنَةࣲۗ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَسَمِیعٌ عَلِیمٌ(42) إِذۡ یُرِیكَهُمُ ٱللَّهُ فِی مَنَامِكَ قَلِیلࣰاۖ وَلَوۡ أَرَىٰكَهُمۡ كَثِیرࣰا لَّفَشِلۡتُمۡ وَلَتَنَـٰزَعۡتُمۡ فِی ٱلۡأَمۡرِ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ سَلَّمَۚ إِنَّهُۥ عَلِیمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ (43)

Yang artinya :

(41) Dan ketahuilah, sesungguhnya segala yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak yatim, orang miskin dan ibnu sabil, (demikian) jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (42) (Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (43) (Ingatlah) ketika Allah memperlihatkan mereka di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka (berjumlah) banyak tentu kamu menjadi gentar dan tentu kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hatimu. 

Adapun tafsir pada ayat ini menurut Ali ash-Shabuni dalam tafsir shafwatut tafassir ialah

“Dan Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang” ketahuilah oleh kalian hai kaum muslimin, “bahwa harta kaum kafir yang kalian rampas dalam peperangan, baik sedikit maupun banyak, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah” Al-Hasan berkata, “Ini kunci pernyataan di sini, yaitu sesungguhnya dunia dan akhirat adalah milik Allah. Disebutkannya Allah adalah demi mengharapkan keberkahan dan untuk mengagungkan, sebagaimana ayat: “Padahal Allah dan Rasul- Nya itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya,” (At-Taubah: 62). Ulama tafsir berkata, “Harta rampasan perang dibagi menjadi lima bagian. Seperlima diberikan kepada orang yang disebutkan oleh Allah pada ayat ini, sedangkan sisanya dibagikan di antara orang-orang yang mengikuti perang. “Rasul,” seperlima diberikan kepada Nabi Muhammad. “Kerabat Rasul,” yakni kerabat Nabi Muhammad, yaitu Bani Hasyim dan Bani Muthalib. “Anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnusabil,” anak-anak yatim yang bapaknya mati, orang fakir yang memerlukan, dan muslim yang kehabisan bekal dalam perjalanannya. “Jika kamu beriman kepada Allah,” jawab syarat ini dibuang, asalnya adalah: Jika kalian beriman kepada Allah, maka ketahuilah bahwa inilah hukum Allah mengenai harta rampasan perang. Maka ikutilah dan taatilah hukum-Nya. “Dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami,” yaitu Muhammad. “Di hari Furqaan,” yaitu Perang Badar. Sebab perang tersebut merupakan pemisah antara kebenaran dan kebatilan. “Yaitu di hari bertemunya dua pasukan,” yaitu pasukan muslimin dan pasukan kafir. Pasukan Allah dan pasukan setan bertemu. “Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,” tidak ada sesuatu yang mengalahkan-Nya. Allah juga Maha Kuasa untuk menolong kalian yang sedikit, sedangkan jumlah musuh begitu banyak.

“(Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat,” ini menggambarkan Perang Badar. Yakni saat kalian, hai kaum muslimin, berada di sisi jurang yang mendekati Makkah. “Dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh,” dan musuh kalian yaitu orang kafir berada di sisi yang jauh dari Madinah. “Sedang kafilah itu berada di bawah kamu,” rombongan dagang yang membawa harta perniagaan Quraisy berada di tempat yang lebih rendah daripada tempat kalian, yaitu sisi yang mendekati laut. “Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu.” seandainya kalian dan kaum kafir mengadakan perjanjian untuk berperang, tentu kalian berbeda-beda. Namun Allah dengan hikmah-Nya memudahkan dan menyempurnakan hal itu. Ka’ab bin Malik Radhiyallahu Anhu berkata, “Nabi dan kaum muslimin keluar hanya menginginkan rombongan dagang Quraisy. Kemudian Allah mempertemukan mereka dengan musuh tanpa ada perjanjian, Ar-Razi berkata, “Yakni seandainya kalian dan penduduk Makkah mengadakan perjanjian, tentu kalian tidak akan bertemu dengan musuh kalian karena kalian sedikit dan mereka banyak. “Akan tetapi agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan,” namun Allah mempertemukan kalian tanpa perjanjian agar Allah melaksanakan sesuatu yang sudah Dia takdirkan, yaitu memuliakan agama Islam dan pemeluknya dan menghinakan syirik dan pemeluknya. Hal tersebut benar-benar terjadi dan tidak mungkin tidak terjadi. Abu As- Su’ud berkata, “Inti ayat adalah agar kaum muslimin merasa yakin bahwa kemenangan yang secara kebetulan mereka raih hanyalah dari Allah dan tidak masuk akal, sehingga mereka bertambah iman dan syukur serta hati mereka puas dengan bagian seperlima. “yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata,” Allah berbuat demikian agar kafirlah orang yang kafir dengan jelas. “Dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula)” dan berimanlah orang yang beriman dengan jelas, sebab Perang Badar termasuk bukti yang jelas bahwa Allah menolong orang yang dicintai-Nya dan menghinakan musuh- musuh-Nya. “Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” Allah mendengar ucapan hamba dan tahu niat mereka.

“Ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit,” ingatlah hai Muhammad ketika Allah memperlihatkan musuhmu kepadamu berjumlah sedikit dalam tidur, lalu kamu mengatakan- nya kepada para sahabatmu, sehingga jiwa mereka kuat dan kalian berani melawan mereka. Mujahid berkata, “Allah memperlihatkan dalam mimpi bahwa orang kafir sedikit, lalu beliau memberitahu sahabat akan hal itu. Maka hal itu menjadi keteguhan bagi mereka. “Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak, tentu saja kamu menjadi gentar,” seandainya Tuhanmu memperlihatkan musuhmu banyak, tentu para sahabatmu menjadi penakut dan tidak mampu untuk melawan mereka. Lihat nilai lebih Al-Qur’an, di mana kata gentar tidak disandarkan kepada Nabi sebab bellau ma’shum (terjaga). Sebaliknya, gentar disandarkan kepada sahabat. “Dan tentu saja kamu akan berbantah- bantahan dalam urusan itu,” dan tentu kalian berbeda pendapat hai para sahabat dalam hal berperang dengan mereka. “Akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu,” namun Allah memberikan keselamatan kepada kalian berupa selamat dari ketakutan dan berdebat. “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati,” Allah Mahatahu apa yang ada di dalam hati, dan Mahatahu apa yang dapat mengubah keadaan hati, baik berupa keberanian atau rasa takut, dan mengeluh atau sabar.

Wallahu ‘Alam bi Shawwab