Kajian Tauhid
Pada hari Senin, 27 Maret 2023. Telah dilaksanakan kajian Tauhid yang langsung dibimbing oleh Rektor UIN Antasari yaitu bapak Prof. Mujiburrahman MA. Adapun pada pertemuan kali ini masih membahas dari pertemuan yang sebelumnya tentang pemikiran Ibnu Rusyd.
Dan harus dipahami terlebih dahulu bahwa Ibnu Rusyd merupakan seorang aristotelian (mengikuti pandangan filsafat Aristoteles), Aristoteles berpendangan bahwa pencipta alam semesta itu penggerak pertama yang tidak digerakkan. Gerak yang dimaksud Aristoteles ialah perubahan yang terjadi dalam kerangka sebab akibat mksdnya ialah perputaran antara potensi dan aktus.
Contoh : kayu berpotensi menjadi papan, papan menjadi kursi dst (dinamakan gerak)
Penyebab potensi menjadi aktus ialah karena adanya pelaku, tujuan, dan sebab.
Oleh karena itu Ibnu Rusyd berpendapat tentang dalil inayah.
Saat kita membicarakan tentang metafisika sifatnya spekulatif, maka hanya bersifat dugaan saja. Ibnu Rusyd sendiri merupakan orang yang hidup di zaman spekulatif banyak berkembang. Dalam hal ini, Ibnu Rusyd menyoalkan pendapat Asy’ariyah “bagaimana mungkin manusia Tuhan yang qadim menciptakan sesuatu yang tidak qadim?”.
Macam-macam iradat
1. keinginan baru dan perbuatan baru
2. perbuatan baru, keinginan lama
3. perbuatan dan keinginan lama
• Iradat = keinginan
• Objek
• Perbuatan
Iradat qadim wajib berhubungan dengan ketiadaan yang baru. Dimana yang qadim tidak terbatas . tidak ada ruang dan tidak ada waktu saat belum diciptakan oleh yang qadim, maka Dia tidak memiliki batasan. Sebuah relativitas waktu, bisa di ukur dengan kecepatan.
“Tuhan itu mutlak, karena terlepas dari berbagai waktu.” Ucap Profesor
Didalam fisika kuantum, tidak semua akibat harus memiliki sebab. hal ini sama dengan pendapat asya’riyah yang mengatakan bahwa hubungan sebab akibat merupakan sesuatu yang relatif berdasarkan kehendak Tuhan
Kemudian Profesor memberi permisalan jika kita ingin membuat wadai (kue dalam bahasa Banjar) yang keinginan itu tidak terbendung pada bulan puasa. kemudian mungkinkah tidak ada sebab khsuus jika saat membuat wadai?
Pernyataan ibnu Rusyd sendiri merupakan pernyataan yang berbentuk mengolok-olok tentang dalil baharu alam yang dipakai oleh kamu Asy’ari. Dimana dalil ini hanya cocok untuk kaum terpelajar, bukan untuk orang awam.
Dalam argumentasi nya juga, ibnu Rusyd mengatakan bahwa argumentasi baharu alam sangatlah rumit untuk dijelaskan bagi orang awam. Padahal bagi orang yang mahir dikalangan ilmu kalam pun ini sangat sulit sekaligus rumit.
Wallahu ‘Alam bi Shawwab
