Halaqah Public Speaking Putri
Pada Minggu, 19 Maret 2023 telah berlangsung kembali halaqah public speaking di balkon asrama 1 Ma’had al-Jami’ah, UIN Antsari Banjarmasin dibawah bimbingan ibu Fithriani, S.Th.I., S.Pd.I., M.Pd.I. Dalam halaqah kali ini ada beberapa orang yang bertugas sebagai speakers atau pemateri. Diantaranya adalah Rizki Amaliyah dan Najihatul Ulya yang mengangkat tema “diam tidak selalu emas” menggunakan dua bahasa, yakni Arab dan Indonesia. Kemudian ada Maulida Azkia dan Sri Suparsih yang mengangkat tema, “hindari trend kata-kata toxic”. Yang terakhir adalah Rizki Rahmadini Putri yang membawakan pidato bertemakan, “moderasi beragama”.
Beragamnya tema yang dibawakan, membuat pesan yang disampaikan pada Minggu mala ini menjadi menarik. Dari tema diam tidak selalu emas misalnya. Tema ini merupakan salah satu tema yang bisa dikatakan menarik, karena berhasil mengubah perspektif seseorang tentang bagaimana bersikap yang baik dan benar. Kadangkala kita terlalu banyak diam, hingga melupakan bahwa banyak sekali seharusnya hal-hal yang perlu diutarakan dan dibicarakan yang menjadi sebuah kebaikan. Kadangkala, karena diam lah suatu masalah tidak bisa selesai, bahkan menjadi hal yang buruk dan berdampak kedepannya, karena takut untuk disuarakan dan diungkapkan.
Selanjutnya, mengenai tren dan maraknya penggunaan kata-kata toxic di kalangan masyarakat saat ini, terutama generasi milenial. Penggunaan kata-kata toxic dianggap sebagai sebuah trend, yang memberikan kesan saat tidak menggunakan kata-kata tersebut seakan tidak keren ataupun tertinggal zaman. Padahal, kata-kata yang digunakan tersebut bukanlah kata-kata yang baik. Sehingga perlu kesadaran dikalangan generasi muda, untuk mengubah pola pandang dan pikiran mereka mengenai kata-kata toxic yang saat ini menjadi bagian kata-kata percakapan sehari-hari yang tidak bisa tidak digunakan dalam berkata-kata.
Dan yang terakhir mengenai moderasi beragama. Moderasi beragama saat ini merupakan salah satu ikon dari Kementrian Agama (Kemenag). Dimana moderasi beragam adalah hal yang sangat penting untuk diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan. Dari moderasi ini, kita dapat belajar bagaimana beragama yang baik, yang tida berat atau pun terlalu condong ke salah satu golongan, yang pada akhirnya menimbulkan kebebasan yang terlalu berlebihan ataupun kefanatikan buta yang menyebabkan permusuhan. Meskipun begitu, perlu diketahui bahwa persoalan moderasi beragama ini tidak hanya antar agama saja, tapi juga dari internal umat.
Wallahu A’lam
